Ekonomi Digital Selamatkan Kelangsungan Hidup




Biodata Penulis : 

Nama                           : Muhammad Najmu Al-Hafidh

TTL                             : Medan, 4 Januari 2003

Fakultas/Jurusan/Sem : FEBI/Ekonomi Islam/2


Masa Pandemi berdampak buruk pada ekonomi nasional sepanjang tahun 2020 lalu kendati mulai triwulan tiga 2020 mulai membaik. Kondisi tersebut tampak dari sejumlah indicator perekonomian seperti pertumbuhan ekonomi, Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU), Indeks Manufaktur (PMI), Retail Sales Index, Indeks keyakinan Konsumen (IKK), dan jasa keuangan.


Namun tak terlepas dari itu, kegiatan ekonomi kelas bawah masih sangat terdampak pandemi covid’19, sehingga memaksa semua orang untuk terus kreatif mengembangkan kemampuan menjadi cuan demi kehidupan yang tercukupi. Mulai dari membuka Usaha Online (Online Shop), Jasa dibidang teknologi seperti Jasa edit Foto, Video maupun desain grafis dengan memanfaatkan kemajuan teknologi di era saat ini.


Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (Dirjen Ikma) Kementerian Perindustrian menyebutkan kenaikan ekonomi digital mencapai 11 persen ditengah pandemi. Tentu ini erat kaitannya dengan teknologi masa kini dengan memanfaatkan social media sebagai wadah penyalur informasi dan pengiklanan sehingga memudahkan para pelaku usaha dalam menyebarluaskan informasi mengenai UMKM miliknya. 


Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengungkapkan saat ini 19% UMKM telah bergabung dalam ekosistem digital atau sebanyak 12 juta. Tergabungnya UMKM dalam ekosistem digital dapat meningkatkan potensi perluasan pasar dan peningkatan lapangan pekerjaan.


Pemerintah sendiri menargetkan ada 30 juta UMKM yang akan terhubung ke ekosistem digital pada 2023, untuk memanfaatkan ekonomi digital. Apalagi UMKM menyerap 97% dari tenaga kerja dan berkontribusi 60% pada pembentukan PDB.


Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto juga mengungkapkan kontribusi UMKM terhadap ekspor nasional masih berada di level 15%, sehingga perlu ditingkatkan. Terbuka potensi untuk ditingkatkan, karena sektor ini menyerap banyak tenaga kerja.


Selain itu, pemanfaatan teknologi digital sangat diperlukan, karena Indonesia memiliki potensi ekonomi digital yang sangat besar, bahkan pertumbuhannya dinilai sebagai yang tercepat dan terbesar di Kawasan Asia Tenggara.


Salah satu contoh UMKM yang berhasil memperluas pangsa pasarnya dengan ekosistem ekonomi digital, yakni Sweet Sundae Ice Cream, pemasok es krim untuk hotel-hotel di Indonesia. Pemiliknya, Andromeda (32), melihat bisnis anjlok hingga 80% ketika pandemi pertama kali melanda. Dia kemudian beralih dari bisnis B2B ke B2C dengan bergabung dengan GrabFood, penjualannya meningkat 85% dalam dua bulan. Saat ini, 25 stafnya tetap bekerja. Tapi kelangsungan hidup Andromeda bukan hanya tentang dia saja.


Seiring pertumbuhan bisnisnya, Andromeda telah memberdayakan lebih banyak peternak sapi lokal untuk terus memasok susu untuk es krimnya, memastikan bahwa lebih banyak orang di luar bisnisnya dapat memperoleh manfaat dari digitalisasi. Awalnya dia pun hanya menjajakan es krim buatannya di kantin kampus.


Agar makin berkembang, Andro juga mengubah model bisnis nya. Semula es krim produksinya dijual dengan dititipkan di warung-warung, kemudian ia mulai mengubah strategi penjualan ke business to business dengan menawarkan produknya ke hotel, restoran, dan katering (horeka). Selain menawarkan ke horeka di Yogyakarta, dia meluaskan pasar ke kota-kota lainnya, seperti Solo, Semarang, Magelang, dan Ambarawa.


Pada 2017 , dia meluncurkan brand premium beserta tokonya yang terletak di daerah Lempongsari, Yogyakarta, yaitu Ademuy Gelato. Gelato ini menggunakan bahan lokal, murni, dan semuanya hasil dari peternak sapi lokal dan petani lokal.


Kini ada dua produk yang dikembangkan, yakni Sweet Sundae yang disuplai ke horeka dan Ademuy Gelato yang tokonya ada di Yogyakarta dan Jakarta. Adapun varian yang dijual yaitu natural gelato, natural ice cream, pasteurisasi susu, natural ice cream powder dan softmix, greek yoghurt, dan keju mozarella.


Senada, External Communications Senior Lead Tokopedia, Ekhel Chandra Wijaya pun mengklaim bahwa pihaknya sudah berkontribusi lebih dari 1 persen terhadap perekonomian Indonesia. “Berkaitan dengan upaya Tokopedia dalam membantu pemulihan perekonomian Indonesia yang saat ini terdampak pandemi, kami terus mengedepankan kampanye #JagaEkonomiIndonesia", terangnya.


Dia mengatakan bahwa kampanye tersebut bertujuan untuk mendorong sebanyak-banyaknya masyarakat Indonesia, khususnya UMKM, mendapatkan panggung untuk menciptakan peluang daring dan memastikan masyarakat dapat memenuhi kebutuhan tanpa harus keluar rumah.


“Dukungan Tokopedia terhadap gerakan nasional Bangga Buatan Indonesia di sisi lain juga merupakan upaya yang sejalan dengan kampanye kami untuk membantu para pegiat usaha lokal beradaptasi dengan berkolaborasi dan berinovasi demi mempertahankan bisnis di tengah pandemi”, jelasnya.


“Hal ini dilakukan seluruh pegiat usaha di Indonesia, tidak terkecuali Tokopedia dan lebih dari 8,6 juta penjual terdaftar di platform kami. Pegiat usaha yang memanfaatkan kanal daring tetap dapat menjalankan bisnis dan berkontribusi dalam memulihkan ekonomi negeri yang saat ini terdampak pandemi”, ungkapnya.


Sementara itu, Vice President of Public Relations Blibli, Yolanda Nainggolan menjelaskan untuk berkontribusi menghindari Indonesia dari resensi, pihaknya akan terus menghadirkan fitur, layanan, dan inisiatif yang inovatif untuk menguatkan peran e-commerce sebagai pendorong pemulihan ekonomi. “Adoption rate terhadap e-commerce meningkat seiring perubahan perilaku para pelanggan yang beralih ke belanja daring, ketika mereka diharuskan untuk berdiam di rumah. Peralihan ini terlihat di peningkatan order volume sejak awal Covid-19 khususnya di kategori-kategori yang menyediakan kebutuhan sehari-hari”, tuturnya.


Dia menjelaskan dari kategori groceries BlibliMart mengalam lonjakan pemesanan sebesar 3 kali di kuartal I/2020 dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya. “Perubahan perilaku ini bukan saja terjadi pada pelanggan, namun juga di sisi seller. Seiring dengan peningkatan belanja pada platform e-commerce, Pada awal pandemi di April 2020, jumlah seller ikut bertumbuh 90 persen dari tahun-ke-tahun di platform kami,” tuturnya. Dia mengungkapkan bahwa sebagai e-commerce, pihaknya akan terus berkontribusi pada pemulihan perekonomian nasional dengan menopang keberlangsungan konsumsi ritel dengan meluncurkan berbagai inovasi di ekosistem e-commerce miliknya yang terdiri dari platform, solusi omnichannel, layanan finansial, serta layanan operasional dan logistik.


Dari layanan finansial, dia menjelaskan bahwa pihaknya memperluas opsi pembayaran dengan menghadirkan PayLater yang memungkinkan pelanggan untuk berbelanja sekarang dan membayarnya di akhir bulan.


Kemudian, dari layanan logistik, dia menambahkan bahwa pihaknya memberikan layanan logistik yang lengkap agar produk dari seller tiba dengan cepat dan aman ke tangan pelanggan.


Bendahara Asosiasi Modal Ventura Seluruh Indonesia (Amvesindo) Edward Ismawan Chamdani memperkirakan ekosistem ekonomi digital bakal terus tumbuh sejalan dengan peningkatan infrastruktur internet dan perubahan gaya konsumsi masyarakat. Yang sebagian besar disumbangkan oleh e-commerce.











Komentar

Postingan Populer