Apasih dampak pandemic Covid-19 terhadap perekonomian negara? Lalu bagaimana Ekonomi Syariah memandang hal ini?
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Ekonom Rabbani, BISA !!!
Alhamdulillah, Kelompok Studi Ekonomi Islam Universal Islamic Economic (KSEI UIE) UINSU telah melaksanakan diskusi rutin online DREAM UIE bersama Abangda Prayudi Ibrahim selaku Presidium Nasional FoSSEI 2018-2019 yang membahas tentang “Apasih Dampak Pandemic Covid-19 Terhadap Perekonomian Negara? Lalu Bagaimana Ekonomi Syariah Memandang Hal Ini?”
Saat ini Indonesia sedang dihadapkan dengan masalah baru, bukan hanya di Indonesia saja tetapi diseluruh dunia yaitu dikarenakan adanya pandemic covid-19 yang menyebabkan segala sektor terhambat terutama perekonomian.
Kondisi perekonomian di indonesia sebelum adanya virus corona. Kita masih ingat bahwa pada tahun 2015 ekonomi dunia mengalami shock atau kejutan. Para ekonom menyebutnya sebagai new normal dan rebalancing utamanya perekonomian china dan eropa. Secara sederhananya bahwa ekonomi dunia mencari keseimbangan baru dan pola pertumbuhan ekonomi china dan eropa dari investasi menjadi konsumsi.
pada tahun 2015 Data pertumbuhan ekonomi Tiongkok pada tahun 2015 sebesar 6,9 % terus mengalami penurunan terendah dalam 28 tahun dan tahun 2019 sebesar 6,1% mengalami penurunan terendah dalam 30 tahun terakhir, dan perkirakan tahun 2020 akan mengalami anjlok. Selain itu adanya perang dagang antara China dan Amerika Serikat , geopolitik antara Amerika dan Iran dan persoalan brexit inggris yang keluar dari negara uni eropa turut berpengaruh siginfikan terhadap perekonomian global termasuk indonesia. Bahkan lembaga IMF dan World Bank telah memangkas angka pertumbuhan ekonomi dunia berkali-kali dalam forcastingnya (peramalannya),
Bagaimana dengan indonesia ? adanya perang dagang dan ketidakpastian ekonomi global akan berdampak terhadap sisi ekspor dan investasi di indonesia. Secara tujuan ekspor indonesia terbesar negara China, amerika dan jepang. Apabila negara tersebut bermasalah maka akan memberikan dampak terhadap segi eskpor indonesia. Kontribusi ekspor terhadap GDP dari segi pengeluaran sebesar 26 % dari total GDP.
Sebelum adanya covid 19 para ekonom banyak memprediksi bahwa ekonomi dunia dan indonesia akan mengalami resesi di tahun 2020 dan 2021. Karena ketidakpastian ekonomi global saat ini dan keberlanjutan perang dagang. Maksudnya resesi penurunan pertumbuhan ekonomi per kuartal, lalu bagaimana dengan adanya virus corona atau Covid 19 ini ??
Saat kita mengatahui bahwa covid-19 ini adalah virus yang mematikan yang menjangkit 213 negera di seluruh dunia. Di Indonesia total kasus covid 3852 orang dengan jumlah meninggal sebesar 327 orang dan sembuh sebesar 286 orang.
Secara sudut pandang ekonomi covid 19 ini sudah memukul indeks harga saham gabungan ( IHSG) sampai terendah menyentuh 3.955,98 , Rupiah yang terus terposok mencapai 17.000 dan pelaku sektor riil seperti industri pengelohan, UMKM, ojek Online , Pariwisata, daya beli masyarakat yang terus anjlok dan terjadinya PHK mengakibatkan meningkat pengangguran bahkan di perediksi 25 % tingkat pengangguranya akibat covid 19.
Yang pada Intinya Dampak dari covid-19 ini adalah menurunnya daya Beli masyarakat, banyak PHK dan segala kebutuhan bahan pokok terbatas. Selanjutnya Bahkan pemerintah sudah menyusun stimulus ekonomi untuk bisa meningkatkan ekonomi di masyarakat senilai 405 T.
Akan tetapi menurut pendapat pemateri, Prayudi Ibrahim bahwa stimulus yang dilakukan masih hanya beberapa golongan yaitu alat kesehatan, pengusaha atau UMKM. Belum ada bantuan langsung kepada keluarga korban covid 19 ini dan bantuan langsung kepada masyarakat. Disisi lain pemerintah membuat skenario walaupun belum optimis mengingat belum tau pasti kapan covid 19 ini berakhir. Skenario berat yang disusun pemerintah di tengah pendemi ini bahwa pertumbuhan ekonomi di pangkas dari 5,3 % menjadi 2,3 % dengan rincian Kuartal 1 tumbuh sebesar 4,7%, Kuartal II 1,1 % , Kuartal III 1,3% dan kw IV 2,4%. Yang susun berdasarkan virus corona sampai bulan juni dan juli 2020.
Selain skenario berat, sebelumnya pemerintah juga sudah membuat skenario terburuk dari covid 19 ini . Dalam skenario terburuk, perekonomian indonesia mengalami negatif, jika konsumsi rumah tangga melambat menjadi 1,6 % dalam skenario terburuk, konsumsi pemerintah 3,73% yang berpotensi meningkatkan defisit menjadi 5,07%. Selanjutnya dari segi ekspor yang turun tajam 14% dan impor turun tajam 14,5%. Selain pertumbuhan ekonomi terdapat skenario terburuk juga nilai Tukar rupiah diperkirakan mencapai 20.000 dalam skenario terburuk.
Secara langsung ekonomi syariah sangat berdampak signifikan ditengah pendemi corona ini seperti:
1). layanan perjalanan halal tourism atau wisata halal secara umum akan mengalami penurunan tajam karena di berbagai daerah destinasi wisata ditutup,
2). layanan catering, restoran halal dan hotel syariah akan berdampak,
3.) lembaga-lembaga keuangan syariah seperti perbankan syariah, BMT dll mengalami penurunan.
4). Akan tetapi disisi lembaga pengolah zakat infak dan sedekah akan mengalami peningkatan ditengah pandemi ini.
Pada sisi infak Dan Sedekah Serta zakat dapat mengalami peningkatan ditengah wabah ini karena tinggi nya solidaritas masyarakat dalam memberikan bantuan kepada masyarakat berupa bahan sembako dan sebagainya bagi keluarga yang kurang mampu secara finansial.
Demikianlah pembahasan kajian kali ini,semoga kita semua selalu dalam lindungan Allah dan semoga kita semua selalu beriman dan bertaqwa kepada Allah, semoga kita semua selalu menjadi orang-orang baik yang selalu peduli dengan sesama manusia dan tetap semangat dalam menuntut ilmu yang berkah.. aamiin
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Notulensi : Eva Ayu Nanda
Komentar
Posting Komentar